Beranda Membangun Garut Lebih Baik: Pentingnya Change Management dalam Kepemimpinan

Membangun Garut Lebih Baik: Pentingnya Change Management dalam Kepemimpinan

Oleh, admin
1 bulan yang lalu - waktu baca 2 menit
Indra Kurniawan

Ruangrakyatgarut.com – Perubahan dalam tata kelola pemerintahan dan budaya kerja menjadi sorotan utama dalam diskusi yang diangkat oleh Indra Kurniawan, seorang pengamat kebijakan publik.

Dalam pandangannya, tanpa penerapan change management yang baik, kepemimpinan akan terjebak dalam pola yang stagnan.

Indra menyoroti budaya yang ia gambarkan dengan istilah "DEUKEUT, DEUHEUS, DUIT," sebagai akar permasalahan yang menghambat perubahan di berbagai lini pemerintahan.

Menurutnya, pola ini sering kali menghasilkan output berupa korupsi yang merugikan masyarakat.

Ia menyebut infrastruktur mangkrak, spesifikasi proyek rendah, dan aset yang tak terurus sebagai bukti nyata dampak dari pola tersebut.

"Perubahan memang tidak bisa sekaligus, terutama jika kita bicara soal merubah budaya kerja yang sudah mendarah daging. Namun, tanpa perubahan itu, kita hanya akan memanen sisa-sisa 'tikus anggaran'," ujar Indra.

Pendekatan Five Why untuk Mengidentifikasi Masalah

Indra juga menekankan pentingnya proses dan perencanaan yang matang melalui metode Five Why, yakni sebuah teknik analisis akar masalah dengan mengajukan pertanyaan “mengapa” hingga menemukan penyebab fundamental.

Ia menyebut bahwa eksekusi solusi harus dilakukan setelah proses revalidasi yang konkret dan terukur.

"Kita perlu proses identifikasi yang mendalam. Ini harus dilakukan dengan metode yang benar dan melibatkan para ahli (Subject Matter Expert) yang memang memiliki kualifikasi," katanya.

Tantangan Mengubah Kebiasaan ASN

Indra menambahkan bahwa setelah kondisi yang ada teridentifikasi, langkah selanjutnya adalah kepemimpinan menentukan strategi change management.

Menurutnya, banyak alat atau metode yang dapat digunakan. Namun, jika perubahan difokuskan pada kebiasaan (habit) Aparatur Sipil Negara (ASN) dalam meningkatkan efektivitas pelayanan publik, tantangan yang muncul bisa terlihat seperti kurva yang berliku, mencerminkan proses yang sulit namun progresif.

Ia juga menyampaikan bahwa dalam mengelola perubahan besar seperti ini, sering muncul berbagai pertanyaan dari masyarakat.

Mulai dari pertanyaan praktis hingga sentimen politik, semuanya membutuhkan jawaban yang tidak bisa diberikan langsung oleh pemilik kebijakan.

"Untuk menjawab setiap pertanyaan dari teman-teman, baik yang sifatnya praktis, detail, hingga sentimen, perlu dipahami bahwa mengurus hal seperti ini tidak bisa dijawab dengan mudah. Saya memahami soal janji-janji itu, tapi ayo kita move on dan fokus pada perubahan yang nyata," ujarnya tegas.

Harapan untuk Masa Depan Garut

Sebagai bagian dari usahanya untuk mendorong perubahan, Indra mengajak masyarakat dan pemimpin untuk mengawasi serta mengkritisi pendekatan politik dan hukum dengan lebih cermat.

Ia berharap sikap akademis dan kajian ilmiah yang mumpuni dapat menjadi landasan pengambilan kebijakan di masa depan.

"Jika ingin Garut tidak terus-menerus seperti ini, maka setiap kebijakan harus didasarkan pada metode yang benar, dieksekusi dengan cermat, dan melibatkan ahli di bidangnya. Saya yakin, perubahan itu bisa terjadi jika kita bersama-sama mengawalnya," tutupnya.

Diskusi ini menjadi pengingat penting bahwa perubahan signifikan membutuhkan strategi, metode yang tepat, dan komitmen semua pihak untuk mengatasi hambatan yang ada.

Dengan pendekatan yang terukur, Garut diharapkan dapat menghadapi tantangan pembangunan dengan lebih baik. (*)

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.