Beranda Tragedi Ledakan Cibalong Garut, Kades Sagara Sampaikan 3 Tuntutan Ini!

Tragedi Ledakan Cibalong Garut, Kades Sagara Sampaikan 3 Tuntutan Ini!

Oleh, admin
1 hari yang lalu - waktu baca 2 menit
Ledakan bom kedaluwarsa di Garut tewaskan 13 orang, Senin, (12/5/2025). (Ruangrakyatgarut.com)..

Ruangrakyatgarut.com Musibah ledakan amunisi kadaluwarsa di kawasan Pantai Cijeruk-Cimerak, Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Senin pagi (12/5/2025), meninggalkan duka mendalam.

Sebanyak 13 orang dilaporkan tewas dalam insiden tersebut, termasuk 9 warga sipil yang mayoritas berasal dari Desa Sagara.

Kepala Desa Sagara, Alit Saripudin, menyampaikan bahwa seluruh keluarga korban sipil menuntut pemerintah untuk bertanggung jawab penuh atas peristiwa tragis ini.

“Kami atas nama warga kami yang menjadi korban, meminta agar pemerintah bertanggung jawab penuh terhadap jaminan hidup keluarga yang ditinggalkan,” ujar Alit saat dikonfirmasi, Senin (12/5/2025).

Ia menegaskan bahwa sebagian besar korban sipil adalah pekerja yang dilibatkan langsung dalam proses pemusnahan bahan peledak.

“Ada sekitar tujuh orang warga desa kami yang menjadi korban, sisanya dari Kecamatan Pameungpeuk,” katanya.

Alit juga menyebutkan bahwa warga yang hanya menonton dari jarak jauh tidak mengalami luka atau menjadi korban.

“Saya tegaskan yang menjadi korban itu pekerja, bukan yang menonton. Yang menonton dari jauh semuanya selamat,” jelasnya.

Kepala Desa Sagara menyampaikan tiga tuntutan utama kepada pemerintah:

  1. Pengalihan Lokasi Pemusnahan Amunisi
    Warga merasa resah dan trauma. Mereka meminta agar lokasi pemusnahan tidak lagi dilakukan di wilayah Pantai Cijeruk.

  2. Jaminan Hidup Keluarga Korban
    Pemerintah diminta memberikan jaminan hidup, termasuk pendidikan dan kesehatan, bagi keluarga korban yang ditinggalkan. “Beberapa keluarga korban bahkan meminta jaminan hidup seumur hidup untuk istri dan anak-anak mereka,” ujarnya.

  3. Kompensasi Kerusakan Lingkungan
    Selain dampak korban jiwa, aktivitas pemusnahan dinilai merusak lingkungan sekitar. Alit meminta adanya kompensasi atau jaminan pemulihan lingkungan dari pemerintah.

Seluruh korban telah dievakuasi ke RSUD Pameungpeuk, dan pihak keluarga masih terus berdatangan untuk mencari informasi terkait nasib kerabat mereka. Berdasarkan laporan awal dari unit intelijen Kodim 0611/Garut, total korban tewas mencapai 13 orang: 4 dari unsur militer dan 9 warga sipil.

Peristiwa ini menjadi salah satu tragedi paling memilukan dalam sejarah pemusnahan bahan peledak di wilayah selatan Jawa Barat. Pemerintah Kabupaten Garut dan TNI masih melakukan investigasi mendalam untuk mengungkap penyebab dan tanggung jawab atas kejadian ini. (*)

Sumber: Liputan6.com

Rekomendasi

0 Komentar

Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.