Membangun Kesadaran Demokrasi: Kedaulatan Rakyat dan Kebebasan Berpendapat
Ruang Rakyat Garut - Dalam sebuah negara yang berlandaskan demokrasi, kedaulatan rakyat menjadi landasan utama bagi keberlangsungan sistem pemerintahan.
Namun, di tengah kebebasan yang dijanjikan, masih ada hambatan dan tekanan yang membuat hak-hak dasar warga negara tereduksi, khususnya dalam hal kebebasan berpendapat.
Eldy Supriadi, seorang aktivis dan pengamat demokrasi, menekankan pentingnya upaya kolektif untuk membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kedaulatan rakyat dan kebebasan berekspresi.
Menemukan Kemerdekaan yang Seutuhnya
Eldy Supriadi memulai dengan mengingatkan bahwa meskipun Indonesia sudah merdeka secara fisik dan politik, masih ada tantangan besar dalam mencapai kemerdekaan yang seutuhnya.
"Kemerdekaan sejati bukan hanya soal lepas dari penjajahan, tapi juga soal kebebasan setiap individu untuk mengekspresikan pendapatnya tanpa takut ditekan," ujar Eldy, Rabu, (11/9/2024).
Menurutnya, banyak orang masih merasa takut untuk berbicara, terutama dalam menghadapi kekuasaan yang cenderung mengekang kebebasan tersebut.
Dalam konteks demokrasi, kebebasan berpendapat merupakan hak dasar yang harus dijunjung tinggi. Tanpa adanya kebebasan ini, masyarakat akan kesulitan untuk menyampaikan kritik dan aspirasi yang penting bagi perbaikan sosial, politik, dan ekonomi.
"Masyarakat harus menyadari bahwa kekuatan mereka ada pada suara yang berani disuarakan," tambah Eldy.
Tekanan dan Hambatan Demokrasi
Meskipun konstitusi Indonesia menjamin kebebasan berpendapat, praktik di lapangan sering kali tidak berjalan semulus yang diharapkan.
Eldy menyoroti adanya tekanan, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang masih membatasi ruang kebebasan tersebut.
"Tidak boleh ada tekanan. Baik dari pemerintah, aparat, maupun kelompok-kelompok tertentu yang membuat masyarakat merasa tidak aman untuk mengutarakan pendapat mereka. Ini jelas bertentangan dengan prinsip demokrasi itu sendiri," katanya.
Sikap represif terhadap kritik atau pandangan yang berbeda merupakan ancaman serius terhadap demokrasi.
Eldy menekankan bahwa dalam sebuah demokrasi yang sehat, perbedaan pendapat bukan hanya harus diterima, tetapi juga dirayakan sebagai bentuk keragaman dan dinamika dalam masyarakat.
"Kita tidak bisa berbicara soal demokrasi yang kuat jika kebebasan berpendapat masih terbelenggu," tegasnya.
Merajut Kesadaran Bersama
Dalam pandangan Eldy, kunci untuk melawan tekanan dan menjaga kedaulatan rakyat adalah melalui pendidikan politik dan kesadaran kolektif.
"Masyarakat harus bersama-sama sadar akan pentingnya nilai-nilai demokrasi. Ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga setiap individu," ungkapnya.
Eldy mengajak seluruh elemen masyarakat untuk berperan aktif dalam menciptakan iklim demokrasi yang sehat, dengan membuka ruang diskusi yang lebih bebas dan menghindari sikap represif.
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya hak-hak dasar dalam demokrasi, seperti kebebasan berpendapat, akan memperkuat posisi rakyat sebagai pemegang kedaulatan.
"Rakyat harus memahami bahwa suara mereka adalah kekuatan. Jika mereka diam atau tertekan, maka demokrasi itu sendiri yang akan runtuh," tutur Eldy.
Masa Depan Demokrasi yang Lebih Baik
Eldy optimistis bahwa melalui usaha yang konsisten dan sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan organisasi sipil, masa depan demokrasi Indonesia bisa menjadi lebih baik.
Ia berharap bahwa generasi mendatang akan tumbuh dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang hak-hak dasar mereka dan lebih berani untuk memperjuangkan kebebasan berpendapat.
"Demokrasi bukan hanya tentang pemilihan umum setiap lima tahun, tetapi juga tentang bagaimana kita menjaga dan melindungi hak-hak dasar setiap warga negara sehari-hari. Kedaulatan rakyat ada dalam kebebasan mereka untuk berbicara, berpendapat, dan berpartisipasi dalam proses politik tanpa rasa takut," tutup Eldy.
Dengan memahami dan menghargai nilai-nilai kedaulatan rakyat, kita semua bisa bekerja menuju demokrasi yang lebih utuh, di mana kebebasan bukan hanya sebuah janji, tetapi kenyataan yang dinikmati setiap warga negara. (*)
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.