Janji Baru dari Wajah Lama: Mengapa Visi-Misi Sang Wakil Bupati Butuh 10 Tahun untuk Muncul?
Oleh: Yaman Suryaman, SE., M.Si., Ph.D
Pada kesempatan ini saya akan mencoba mengkaji dan melakukan Analisa atas visi dan misi pasangan calon bupati dan wakil bupati yang sedang melakukan kontestasi Pilkada Kabupaten Garut sekarang. Pada kesempatan ini akan dilakukan Analisa atas visi dan misi calon nomor urut 01.
Berikut adalah analisis kritis dari visi dan misi yang disampaikan oleh calon Bupati dan wakil bupati Garut nomor urut 01, dengan mempertimbangkan aspek ekonomi, sosial budaya, lingkungan, serta kesesuaian dengan rencana pembangunan jangka panjang Kabupaten Garut.
Visi: "Someah"
Calon Bupati menekankan "Someah", sebuah falsafah Sunda yang berarti ramah, terbuka, dan bersahabat. Dari segi sosial budaya, visi ini sangat sesuai dengan identitas masyarakat Sunda di Garut. Mengedepankan nilai-nilai ini dapat meningkatkan kebanggaan masyarakat lokal dan mendorong semangat gotong royong.
Namun, untuk menjadikan visi ini nyata dalam kebijakan publik, diperlukan inisiatif keterlibatan masyarakat dan kampanye pendidikan yang intens, yang mungkin membutuhkan sumber daya yang tidak sedikit.
Dari segi kemampuan finansial, visi ini tidak memerlukan anggaran besar, tetapi pelaksanaan program yang bertujuan memperkuat inklusivitas dan persatuan, seperti acara budaya atau program pemberdayaan masyarakat, bisa terbatas oleh anggaran daerah yang dimiliki Kabupaten Garut.
Misi 1: Peningkatan Infrastruktur
Kemampuan finansial
Infrastruktur di Garut, terutama di daerah pedesaan, masih tertinggal dibandingkan wilayah perkotaan. Peningkatan infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan akses air bersih sangat dibutuhkan. Namun, kemampuan keuangan pemerintah daerah mungkin tidak cukup mendukung proyek infrastruktur yang luas.
Anggaran infrastruktur Garut sangat bergantung pada alokasi dari pemerintah provinsi dan pusat, sehingga peningkatan infrastruktur skala besar bisa menjadi beban keuangan, kecuali jika ada dukungan dana dari pemerintah pusat atau kerja sama publik-swasta (PPP).
Meskipun dengan menggandeng pihak swasta harus hati-hati karena orientasi nya sangat jelas kalau pihak swasta ke profit bukan lagi ke kepentingan masyarakat.
Aspek lingkungan
Pengembangan infrastruktur harus mempertimbangkan kondisi alam Garut yang terdiri dari banyak perbukitan dan area vulkanik, yang bisa membuat pembangunan jalan sulit dan berpotensi mengancam lingkungan. Perencanaan yang kurang matang bisa menyebabkan deforestasi dan longsor.
Apalagi Sebagian besar Kawasan Kabupaten Garut merupakan Kawasan hutan lindung sebesar 76 ribu hektar dari total hutan di Kabupaten Garut berdasarkan Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan kondisi terkini pun lebih dari 5 ribu hektar dalam kondisi kritis.
Pembangunan infrastruktur yang tidak terencana dengan baik akan memberikan akses terhadap perambahan hutan dan alih fungsi lahan secara illegal di kabupaten Garut
Misi 2: Pemberdayaan Ekonomi Rakyat
Dampak ekonomi
Memberikan pelatihan dan bantuan modal sangat penting untuk mendorong kemandirian ekonomi. Namun, kesuksesan program ini bergantung pada kemampuan pemerintah daerah dalam bekerja sama dengan sektor swasta atau LSM untuk memberikan pelatihan yang relevan dan program literasi keuangan. Pelatihan dan bantuan modal dapat menjadi masalah penghamburan anggaran jika tidak dibuatkan rencana dan strategi yang komprehensif dalam pelaksanaannya.
Aspek sosial-budaya
Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui peningkatan keterampilan dan kemandirian sesuai dengan budaya mandiri yang dijunjung oleh masyarakat.
Namun, mengingat ekonomi Garut yang didominasi oleh sektor pertanian, program ini mungkin memerlukan pendekatan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal.
Misi 3: Pendidikan Berkualitas
Kemampuan finansial
Meningkatkan infrastruktur pendidikan dan kesejahteraan tenaga pendidik membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Untuk membangun sekolah baru, memperbaiki fasilitas yang ada, dan menaikkan gaji guru, anggaran daerah mungkin akan kesulitan, kecuali ada dukungan signifikan dari pemerintah pusat atau solusi pembiayaan inovatif seperti kerja sama dengan yayasan pendidikan.
Manfaat jangka panjang
Investasi di bidang pendidikan sejalan dengan tujuan pembangunan jangka panjang Garut untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, namun hasil nyata mungkin baru akan terlihat dalam beberapa tahun, yang menjadikannya sulit dijual ke masyarakat yang mengharapkan hasil yang lebih cepat.
Misi 4: Pelestarian Lingkungan
Kebutuhan lingkungan
Garut, yang dikenal karena keindahan alamnya, menghadapi tantangan serius seperti deforestasi, masalah pengelolaan sampah, dan risiko dari aktivitas vulkanik.
Reboisasi dan program pengelolaan sampah sangat diperlukan dan tepat waktu, mengingat meningkatnya perhatian dunia terhadap masalah lingkungan.
Feasibilitas
Meskipun misi ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, pelaksanaannya membutuhkan dukungan lokal dan eksternal. Pelestarian lingkungan bisa mahal, terutama untuk infrastruktur pengelolaan sampah atau proyek reboisasi berskala besar.
Kesadaran dan partisipasi masyarakat juga sangat penting, yang terkait dengan falsafah "Someah" dalam keterlibatan komunitas. Sudahkah memiliki blueprint untuk misi ini?
Misi 5: Pelayanan Publik yang Optimal
Dampak sosial-budaya
Masyarakat Garut kemungkinan besar menyambut baik perbaikan dalam pelayanan publik, terutama dengan percepatan birokrasi dan digitalisasi. Namun, pelaksanaan perubahan ini akan menantang karena adanya kesenjangan teknologi di daerah pedesaan dan investasi besar yang diperlukan dalam infrastruktur teknologi serta pelatihan sumber daya manusia.
Aspek finansial
Transisi ke pemerintahan digital membutuhkan biaya besar, baik dalam hal teknologi maupun pengembangan sumber daya manusia.
Garut mungkin kesulitan kecuali mereka dapat memperoleh dukungan pendanaan eksternal atau kerja sama untuk menyediakan pelatihan dan infrastruktur yang diperlukan.
Kesesuaian dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Garut
Rencana pembangunan jangka panjang Garut memprioritaskan infrastruktur, pendidikan, pemberdayaan ekonomi, dan pelestarian lingkungan, yang artinya visi dan misi calon ini terlihat selaras di atas kertas.
Namun, kemampuan untuk mewujudkan janji-janji tersebut sangat bergantung pada ketersediaan dana, kolaborasi regional, dan kapasitas lokal untuk mengelola proyek-proyek yang kompleks.
Selain itu, meskipun ambisius, beberapa misi (seperti digitalisasi) bisa menghadapi resistensi budaya atau membutuhkan waktu lebih lama untuk direalisasikan mengingat keadaan pembangunan pedesaan saat ini.
Visi dan misi calon ini memang sesuai dengan identitas budaya Garut dan tujuan pembangunan jangka panjangnya, namun kendala keuangan, dinamika sosial-budaya, dan sensitivitas lingkungan bisa menghambat pelaksanaan penuh dari program-program ini.
Keberhasilan akan sangat tergantung pada dukungan eksternal, manajemen anggaran yang cermat, dan pendekatan bertahap dalam implementasi.
Partisipasi dan dukungan masyarakat juga akan sangat penting, terutama dalam proyek-proyek yang sensitif secara lingkungan dan program pemberdayaan ekonomi.
Kritik atas Visi Misi Calon Bupati dan Wakil Bupati nomor Urut 01
Kritik yang mungkin dapat dianggap tajam terhadap calon bupati ini sangat relevan diajukan, mengingat ia telah menjabat sebagai wakil bupati Garut selama 10 tahun, namun baru sekarang memaparkan visi-misi yang ambisius ini. Ada beberapa poin yang dapat dikritisi.
Lambat dalam Tindakan
Menjadi wakil bupati selama satu dekade memberikan banyak peluang untuk membawa perubahan nyata, terutama dalam hal infrastruktur, pendidikan, dan pemberdayaan ekonomi.
Fakta bahwa banyak dari misi yang dijanjikan sekarang, seperti peningkatan infrastruktur dan kualitas pendidikan, baru muncul dalam janji kampanye menunjukkan kegagalan dalam memprioritaskan isu-isu tersebut sebelumnya.
Ini menimbulkan pertanyaan tentang komitmen dan keseriusan calon ini selama menjabat sebagai wakil bupati. Mengapa hal-hal ini tidak menjadi prioritas ketika ia memiliki kekuasaan untuk bertindak?
Kredibilitas dalam Implementasi
Selama 10 tahun sebagai wakil bupati, banyak masalah yang menjadi perhatian utama masyarakat Garut, seperti jalan yang rusak dan akses air bersih yang terbatas, belum tertangani secara signifikan.
Jika program-program ini memang bisa diwujudkan, kenapa tidak dimulai lebih awal? Visi-misi ini, meskipun bagus di atas kertas, patut dipertanyakan apakah bisa diwujudkan melihat track record-nya yang minim pencapaian di beberapa sektor krusial.
Alasan Keterlambatan
Jika sekarang ia mengusung program pelestarian lingkungan dan pemberdayaan ekonomi, apa yang menahan upaya ini sebelumnya? Selama 10 tahun, dia seharusnya memiliki cukup waktu untuk setidaknya memulai program percontohan atau kebijakan yang signifikan.
Terkesan ada ketidakjelasan prioritas selama masa jabatan sebelumnya, dan baru sekarang hal-hal ini dijadikan janji politik.
Infrastruktur dan Pelayanan Publik yang Terbengkalai
Infrastruktur di Garut, terutama jalan-jalan pedesaan yang penting untuk kegiatan ekonomi, masih berada dalam kondisi buruk. Digitalisasi pelayanan publik yang ia usulkan sekarang belum terlihat selama ia menjabat. Mengapa masalah seperti birokrasi lamban dan pelayanan publik yang tidak optimal tidak diselesaikan atau setidaknya diperbaiki selama periode itu?
Visi-Misi yang Reaktif, Bukan Proaktif
Banyak dari visi dan misi yang sekarang diusung seperti pelestarian lingkungan, peningkatan pendidikan, dan penguatan infrastruktur, tampaknya adalah respon terhadap isu-isu yang telah lama ada, yang seharusnya bisa lebih dulu diatasi selama ia masih menjabat sebagai wakil bupati.
Dalam hal ini, janji-janji yang dibuat sekarang seakan menjadi kritik terhadap dirinya sendiri, menunjukkan bahwa selama 10 tahun menjabat, ada banyak hal yang terlewatkan, dan baru sekarang diperhatikan ketika maju sebagai calon bupati.
Kritik-kritik ini mendasari pertanyaan besar: mengapa perubahan-perubahan yang dijanjikan baru ditawarkan sekarang setelah 10 tahun kesempatan untuk melakukannya?. (*).
0 Komentar
Anda belum bisa berkomentar, Harap masuk terlebih dahulu.